Latest Post

Prakondisi Menuju “Muskohcab Bersama” KOHATI Cabang Gowa Raya

Written By Unknown on Kamis, 28 November 2013 | 23.08


Hari itu minggu, 24 November 2013, Formateur terpilih HMI Cabang Gowa Raya Kanda Ferry Heryanto bertemu dengan saudari Wiwin Aplodita Daniel dan Samsudiarti. Beliau ingin mengetahui sudah sejauh mana komunikasi antara keduanya dalam upaya mewujudkan Musyawarah KOHATI Cabang.
Sederhananya baik saudari Wiwin dan Darti mempunyai niatan baik untuk menyudahi dualisme kepemimpinan KOHATI Cabang Gowa Raya, namun belum ada titik temu mengenai mekanisme seperti apa yang akan digunakan dalam mewujudkan MUSKOHCAB bersama tersebut.

Apa yang menjadi keinginan saudari Darti dan saudari Wiwin?

Saudari Darti menginginkan mekanisme Musyawarah KOHATI Cabang mengikuti mekanisme Konfercab. Sementara saudari Wiwin tidak sepakat dengan hal tersebut.  Pada akhirnya,  baik saudari Wiwin maupun Darti sepakat untuk kembali duduk bersama keesokan harinya dengan menghadirkan  Ketua KOHATI Komisariat sejajaran Gowa Raya / delegasi dari setiap KOHATI Komisariat.
----------------
Senin, 25 November 2013
Sekitar pukul 19.30 wita,   “Zona B” sudah mulai ramai, tempat duduk yang ada ditempat itu telah dipenuhi oleh HmI-wati sejajaran Gowa Raya. Setelah dirasa cukup kondusif, maka Rapat Prakondisi malam itupun dimulai.
Demi kelancaran diskusi malam itu, dianggap perlu untuk menunjuk seorang moderator untuk mengatur jalannya rapat, dan kami sepakat untuk menjadikan saudari Islamiah Rasyid (Ketua KOHATI Komisariat Syari’ah dan Hukum) sebagai moderator.

Mengawali rapat malam itu, dipersilahkan  saudari Darti dan saudari Wiwin untuk angkat bicara. 

Secara umum, mereka berterima kasih kepada teman-teman yang telah hadir pada malam itu, keduanya menginginkan supaya MUSKOHCAB dilaksanakan secepatnya, demi melihat KOHATI lebih baik kedepannya.

Kemudian, saudari Anggrek angkat bicara, kita semua sama-sama menginginkan KOHATI Cabang Gowa Raya lebih baik kedepannya, dan saat ini kita semua hadir ingin mengupayakan terlaksananya “Muskohcab Bersama”. 

Namun, apa yang menjadi kendala? Iya, benar, mekanisme, mekanisme yang menjadi kendala hari ini. 

Selanjutnya, mekanisme seperti apa yang teman-teman inginkan? 

Dalam keadaan normal, ketika akan melaksanakan Muskohcab, Pengurus KOHATI Cabang itu mesti memandat Steering Committee dan Meng-SK kan Panitia Pelaksana. Nah, kondisi KOHATI Cabang Gowa Raya hari ini mengalami dualisme kepemimpinan. 

Pertanyaannya sekarang adalah siapa yang akan melakukan itu? Berbicara persuratan, mandat dan SK ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Umum. 

Jadi sekarang saya bertanya kepada saudari Darti apa maunya?
Belum sempat dijawab, saudara Wiwin mohon izin untuk menanggapi. Saya paham maksud saudari Anggrek, kemarin saya sudah bertemu dengan saudari Darti, dan saudara Darti menginginkan beliau saja yang bertanda tangan, pertimbangannya adalah mengikuti mekanisme Konfercab. 

Persuratan dalam hal ini mandat Steering Konfercab dan SK Panitia Pelaksana Konfercab ditandatangani oleh K’ Ahmad Junaid sementara K’Alim tidak.

“Secara pribadi saya ingin agar persuratan ditandantangani bersama” tutur saudari Wiwin.

Usai saudari Wiwin menjelaskan, kami pun paham bahwa keduanya memiliki keinginan yang berbeda.  Diskusi pun berlangsung cukup alot. Semua HMI-wati sejajaran pun angkat bicara, dengan rasionalisasi masing-masing.

Jika disederhanakan perdebatan itu melahirkan tiga rekomendasi dari teman-teman :

Pertama, persuratan ditandatangani oleh saudari Darti mengikuti mekanisme Konfercab, dengan catatan baik saudari Darti maupun saudari Wiwin sama-sama membacakan pandangan umum pada saat Muskohcab.

Kedua, sebaiknya persuratan ditandatangani bersama. Mengapa? Ini kan “judulnya” Muskohcab bersama, jadi mestinya bersamanya jangan “setengah-setengah”. Teman-teman menyarankan kita bercermin pada Konfercab, dengan mengikuti mekanisme yang berlaku dikonfercab.

Kalau begitu saya menyarankan, kita mengikuti mekanisme Kongres. Bukan kah masalahnya sama? Dan bukan kah keduanya bertanda tangan? Itu lebih baik menurut saya dan lebih adil tentunya.

Nah, satu hal lagi, mungkin tidak semua mengetahui apa yang terjadi sehingga persuratan pada saat Konfercab hanya ditandatangani oleh Kak Juned saja sementara K’Alim tidak.  Begini cerita singkatnya.

K’Alim  mestinya juga ikut bertandatangan sebenarnya, namun karena persoalan waktu, sehingga tidak sempat merevisi kembali mandat dan SK dimana hanya ada nama K’Juned disitu.

Mengapa demikian?

Rupanya K’Juned sudah menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan Konfercab, sementara agenda duduk bersama itu dilakukan H-1 sebelum Konfercab. 

K’Alim meminta supaya Konfercab diundur, namun K’Juned tidak sepakat, pertimbangannya Gedung dimana Konfercab akan dilaksanakan pembayarannya sudah dilaksanakan.  Namun, ini  tidak menjadi masalah yang besar karena K’Alim legowo-legowo saja, meskipun tidak bertandatangan. K’Alim mengikuti keinginan K’Juned demi kebaikan bersama.

Sekarang, kondisi KOHATI hari ini kan tidak seperti itu. Kita ada disini duduk bersama, punya waktu beberapa hari untuk menyiapkan ini dengan baik, lebih baik dari persiapan Konfercab, tidak ada yang saling mendahului, jadi apa salahnya keduanya bertandatangan?

Ketiga, keduanya sama-sama mengeluarkan mandat dan SK ! (tambah rumit)

Hasilnya?

Pada akhirnya saudari Wiwin Aplodita mengikuti keinginan Saudari Darti, pertimbangannya saya fikir yang hadir pada malam itu sudah paham. Dan setelah persoalan mekanisme selesai, panitia inti muskohcab pun dibentuk dan kami sepakat Rabu, 27 November 2013 akan dilaksanakan Rapat Perdana Panpel Muskohcab.

Demikian sedikit gambaran Prakondisi menuju MUSKOHCAB Bersama, setelah malam itu, tidak ada istilah aku, kamu dan mereka tapi yang ada hanyalah Kita, Bahagia Melati, Bahagia Perjuangan, Yakin Usaha Sampai !

Diklat Jurnalistik Ala KOHATI CAGORA

Written By Unknown on Jumat, 10 Mei 2013 | 10.24

Korps HMI-Wati Cabang Gowa Raya bekerjasama dengan DPP Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Sinjai (HIPPMAS) mengadakan Diklat Jurnalistik pada 28-30 Desember 2012. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Dinas Kesehatan Kota Makassar.

Acara Open Ceremony,  dibuka secara resmi oleh Ketua Umum DPP HIPPMAS, Ali Kamar. Dalam sambutannya beliau berharap kegiatan ini akan melahirkan kader-kader yang mampu menghidupka kembali Pers Mahasiswa, Majalah Toppekkong milik DPP HIPPMAS dan Bulletin Ekshati milik KOHATI.

Pukul 19.30 wita materi pertama Teori Komunikasi  oleh  Alumnus Zainuddin, Sos, beliau memaparkan bagaimana psikologi komunikasi. Kemudian materi kedua Sejarah Pers Mahasiswa oleh Dr. Arqam Azikin. Pers Mahasiswa lahir karena keinginan sejarah, justru karena dilarang makanya dibuat,” ujarnya. Selanjutnya, materi Ketiga Dasar-dasar Jurnalistik oleh Kanda Irfan Wahab.

Hari kedua, materi keempat Teknik Wawancara oleh Suryani Musi. Materi kelima Teknik Reportase dan Menembus Narasumber oleh Kanda Edy Arsyad. “Wartawan mesti memiliki sikap skeptis, yaitu sikap yang  tidak mudah mempercayai sesuatu, sebelum melakukan kroscek, ujarnya. Diakhir materi, peserta diklat diberikan tugas menuliskan kelebihan dan kekurangan diklat jurnalistik ini, sebagai evaluasi untuk panitia pelaksana.

Pukul 16.30 wita materi keenam kode etik oleh Nurdin Amir, wartawan Trans TV. Beliau banyak bercerita tentang bagaimana semestinya Jurnalis menjaga sikap dan mempertahankan idealismenya meskipun berada dalam kepentingan pemilik media tempat dimana jurnalis itu bekerja.

Selanjutnya materi ketujuh teknik penulisan straight news dan feature oleh Latifah Ulfah,Spd.I, wartawan Harian Fajar.  Materi ini, lebih banyak menekankan praktek daripada teori. Sebab, ilmu jurnalistik adalah ilmu terapan bukan teori. Setelah materi ini, Steering Committee memberikan penugasan.

Selanjutnya pukul 20.30 wita masuk materi kedelapan Foto Jurnalistik oleh Zulyah, beliau adalah aktivis Forum Lingkar Pena Kota Makassar. Dalam pemaparannya beliau mengatakan bahwa dalam memotret, yang perlu diperhatikan adalah momen.Selanjutnya pukul 23.00 wita materi kesembilan Manajemen Redaksional dan Bahasa Jurnalistik oleh Hasbi Zainuddin.

Minggu, 30 Desember 2012 pukul 09.00 wita sebelum materi kesepuluh masuk, peserta diajak  berpikir diluar “Kotak” oleh Muhammad Riadi. Sekitar pukul 13.15 wita materi teknik penulisan essay masuk yang dipaparkan oleh Muhammad Ridha, penulis buku Sosiologi Waktu Senggang : Eksploitasi Dan Komodifikasi Perempuan Di Mal. Peserta pun diminta untuk membuat tulisan essay setelah pemateri memaparkan teori.

Usai materi ini,  peserta  mengunjungi Kantor Redaksi Tribun di Jl Cenderawasih No. 430 Makassar. Rombongan diterima oleh Nur Thamzil Thahir selaku Korlip Harian Tribun Timur.Kedatangan  peserta ke sini supaya mereka  dapat memahami proses penerbitan sebuah media cetak khususnya Koran.

 Selanjutnya, usai kunjungan media, peserta ditugaskan untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti  diklat jurnalistik,  dengan membuat Bulletin. Ini adalah tugas akhir, untuk mengukur sejauh mana  kemampuan peserta dalam menulis.

Acara ini kemudian ditutup oleh Sekretaris Umum  HMI Cabang Gowa Raya Priandi Dewa Raja. Besar harapannya, semoga ilmu yang didapatkan oleh peserta dapat bermafaat dan mampu menghidupkan kembali Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) Cabang Gowa Raya yang sempat vakum.

Maccarita --> Munaskoh XXI Jakarta



Tepat pada 16 Maret 2013 dilaksanakan Pembukaan Munaskoh (Musyawarah Nasioanal KOHATI). Gedung Serbaguna 2 Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur, yang  dipenuhi HMI-Wati dari seluruh cabang se-Indonesia.
Keesokan harinya, sesuai jadwal  sedianya Forum Musyawarah Nasional KOHATI seharusnya  masuk pleno 1 yakni pembahasan Agenda acara dan Tata Tertib. Namun, entah mengapa hingga  18 Maret forum tak kunjung dimulai.
Peserta Munas dari seluruh Indonesia mendesak Steering Comitte Munas untuk segera memulainya. Maka dibukalah forum tanya jawab 18 Maret 2013 Gedung Serba Guna 3 Asrama Haji Pondok Gede  Jakarta Timur.
Diforum itu, peserta Munas mempertanyakan kepada SC mengapa Munas tak kunjung dimulai, mestinya tanggal 17 sesuai agenda, peserta sudah membahas mekanisme yang ditentukan.
            SC Munas seperti kak Nilam Wulandari dan Kak Irene Widiastomo pun memberikan penjelasan.
Menarik, pada kesempatan kali itu Ketum KOHATI PB ikut memberi keterangan, bahwa persiapan menuju munas itu kurang dari dua minggu, yang menyebabkan belum maksimalnya kerja panitia yang berefek pada belum dimulainya forum hingga saat ini. Gubraaakkk……..
Akhirnya dialog yang sangat melelahkan itu (apalagi bagi SC hehehehehe) keesokan hari dilanjut lagi.
Persoalan yang lebih besar dan menurut saya mesti diselesaikan oleh SC secepatnya adalah masalah dualisme KOHATI, masalah ini mesti dicarikan solusi sebelum masuk Pleno1.
Tapi,yang terjadi keesokan harinya adalah masuk Pleno 1 yaitu pembahasan agenda acara dan tatib sementara masalah dualisme KOHATI belum menemui titik terang.
Mengapa bisa dilanjut? Itu karena peserta Munas dari cabang yang “baik-baik saja” menginginkan untuk dilanjut tanpa memperdulikan persoalan dualisme. Ini yang kami tidak sepakat, dan menyarankan kepada SC untuk menyelesaikan terlebih dahulu persoalan ini baru kemudian dilanjut.
Mengapa demikian ? karena meskipun forum dilanjut, pasti akan mengakibatkan kericuhan, karena tentunya cabang-cabang yang bermasalah ini akan menuntut itu harus diselesaikan.
 Dan benar saja kan … ?
Pada saat Forum berlangsung selalu ada riak-riak menuntut agar persolan dualisme ini diselesaikan terlebih dahulu baru kemudian forum dilanjutkan. Dan ricuh lagi, ricuh lagi…
Baiklah, selanjutnya karena di forum selalu saja ricuh karena selalu  ada yang“angkat-angkat” ini masalah dualisme ke permukaan. Hingga SC memending sidang, untuk menyelesaikan masalah ini.
Diundanglah satu per satu  KOHATI Cabang yang bermasalah di kamar SC di D4 lantai dasar.
            Singkat cerita, KOHATI Gowa Raya mendapat undangan oleh SC. Saya dan Ketum Wiwin pun segera ke Gedung D4, kamar SC Munas.Ketum KOHATI “sebelah” pun diundang dan kami dipertemukan.
Pertanyaan mendasar adalah mengapa KOHATI Cabang Gowa Raya bisa dualisme ?
Kami yang menjelaskan kronologinya secara panjang lebar.Di kamar SC. Pada saat itu semua SC hadir kecuali Kak Hafida Farwa.
Pertanyaan selanjutnya dari Kak Nilam, apakah setelah itu tidak ada upaya penyatuan de? 
Ketum Wiwin : “sudah pernah Kak, setelah dimediasi oleh KOHATI Badko Sulselbar juga tidak membawa perubahan, KOHATI tetap dualisme, kami silaturahim dengan Kak Nuzul (mantan sekumnya K’Sisin),dan Qalbi juga hadir pada saat itu. Beliau memberikan kami solusi pada saat itu, dan  lagi- lagi Kami diminta menyatu sebelum Munas”. Tandasnya

            Tapi, lagi-lagi mereka yang tidak mau. Mengapa saya bilang tidak mau? Karena seminggu setelah pertemuan itu, saya pertanyakan kembali tawaran penyatuan, tapi alasannya KOHATI “sebelah” belum rapat presidium. Whattssss ??? Padahal, besok kami sudah pasti berangkat ke Jakarta.
Setelah penjelasan itu, steering mulai paham persoalannya. Dan mengajukan pertanyaan kepada Ketum Wiwin dan Ketum Darti.
Kak Nilam  : “lalu de’ apa maunya sekarang? coba saya mau dengar. 
Darti : (sempat diam beberapa saat)” kalau saya , saya tetap, saya mau jadi peserta penuh” waoowww…..
Lalu mana Ketum yang satu? Saya mau dengar apa maunya. 
Wiwin : “Kalau Darti mau jadi peserta penuh, saya juga mau jadi peserta penuh, tapi kalau SC tidak  bisa bersikap, lebih baik KOHATI Gowa Raya diputihkan , sebagai pembelajaran kalau dualisme itu tidak baik” 
“ suasana hening beberapa detikkkkk……”
            Kemudian, Kak Irene menghadirkan tawaran solusi. Bagaimana kalau untuk sementara KOHATI  Gowa  Raya dua-duanya  peninjausaja? Kalian kan sudah  jauh-jauh dari Makassar de, sayang kalau kalian tidak merasakan forum munas, sembari menunggu SC Kongres menyelesaikan verifikasi cabang.
Saya dan Wiwin sepakat.
Tapi, lagi-lagi Darti dan kawan- kawan tidak mau.Mereka menuntut SC agar mereka yang menjadi Peserta Penuh, dengan segala pembenaran mereka.
Sontak SC jengkel, apalagi kami. Suasana menegang, pada saat itu Kak Waode Herlina pun memberi penjelasan, Ketua KOHATI Badko Sulselbar juga.
Karena tawaran dari SC ditolak olehDarti, maka untuk sementara KOHATI Cabang Gowa Raya diputihkan.
KOHATI “sebelah” pamit duluan meninggalkan kamar SC. Saya, Ketum Wiwin dan adek-adek pamit belakangan. Saya pamit kepada semua SC, dan terakhir kepada Kak Nilam.
Menarik, Kak Nilam bilang kepada saya, kami sudah bisa menilai de’ yang mana yang benar. Saya pun tersenyum dan bergegas meninggalkan kamar SC.
Kami tidak dapat mengawal sidang Pleno1. Setelah pemilihan Presidium sidang kami baru  diperbolehkan masuk forum, SC memutuskan untuk menjadikan kami peserta peninjau pun begitu dengan KOHATI “sebelah”. Terlepas,Darti sepakat atau tidak.
Bersambung ……

Written By Unknown on Minggu, 30 Desember 2012 | 22.33


Editorial:
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga bulletin yang berisi tentang tahun baru dan berbagai masyarakat lainnya itu dapat terselesaikan.
Kami dari tim redaksi menghaturkan ucapan terima kasih dapat bekerja di lapangan sehingga bisa menyajikan sebuah fakta yang ada.
Melihat perayaan tahun baru di setiap tahunnya, khususnya kaum muda merayakan dengan berbagai macam kegiatan, dari membunyikan terompet, kembang api serta berbagai macam kegiatan seperti kajian-kajian yang juga turut serta meriahnya tahun baru.
Kita melihat dilapangan, ternyata tahun baru juga membawa berkah bagi para pedagang kaki Lima yang kemudian berlomba-lomba untuk membuat hal-hal yang dapat memeriahkan tahun baru seperti terompet.
Hal inilah yang membuat para pedagang kaki lima dapat menambah rezki dari perjalanan hidup yang dilingkupi oleh sistem yang kapaitalistik.
Sedangkan dari segi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) itu semakin meningkat. Itulah sebabnya tak heran jika di malam tahun baru terdapat antrian yang begitu panjang, untuk mendapatkan BBM.
Pemandangan seperti terompet yang ada di jalan serta antrian yang ada di jalan di areal SPBBU (Stasiun pengisisan bahan bakar umum) menjadi sebuah ciri khas di setiap awal tahun.
Tetapi ada hal yang lebih menarik di penghujung tahun ini, dikarenakan ada sekelompok Mahasiswa yang membuat sebuah diskusi atau dialog dalam merefleksi gerakan 1 (satu) tahun terakhir.
Dari keterbatasan bahan, sehingga buletin dari Alinea ini telah sampai ke tangan para pembaca.

Label 1

Label 2

Label 3

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. , - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger