Liputan : Wiwin Aplodita Daniel
Ekshati| Permohonan pemekaran Komisariat Ahmad Dahlan Himpunan Mahasiswa Islam( HMI) Cabang Gowa Raya terhadap dua fakultas menjadi komisariat Sospol dan komisariat ekonomi. Sehingga komisariat Ahmad Dahlan menyelenggarakan pengkaderan bacis training (LK I) perdana komisariat sospol dan komisariat ekonomi. “Secara administatif komisariat ahmad dahlan memang sudah layak untuk dimekarkan, melihat kondisi keanggotaan sudah memenuhi, dan dinamika yang terjadi di kampus Unismuh terdapat tujuh fakultas”, ungkap Multi Alim Malkab selaku ketua umum HMI cabang gowa raya”.(25/05)
Selain itu tujuan dari pemekaran komisariat ahmad dahlan, agar meringankan beban teman- teman dalam melaksanakan tugasnya, untuk menjalani pengkaderan yang efektif maka dipandang perlu adanya pemekaran,ujarnya lagi.
Komisariat Ahmad Dahlan dimekarkan melihat kondisi komisariat, yang dimana kader didalamnya sudah terlalu banyak dan tidak ideal lagi Sehingga perlu adanya pemekaran. Dan untuk menghindari konflik Horisontal & Vertikal Komisariat memberikan ruang masuk pemekaran beberapa fakultas seperti Sospol & Ekonomi untuk saat ini yang perlu dimekarkan.
Pemekaran ini merupakan agenda lama yang merupakan warisan dari sebelumnya pada masa jabatannya kak anto.
Bukan hanya pemekaran komisariat ahmad dahlan yang sedang digarap, tetapi HmI cabang gowa raya membentuk komisariat persiapaan STIKPER Gunung Sari . setelah sukses membentuk komisariat STIKES YAPIKA yang melewati beberapa proses dan sudah menyandang komisariat penuh. Adapun syarat komisariat persiapan untuk menjadi komisariat penuh, antara lain:
1. Keanggotaan minimal 50 orang.
2. Minimal 3 kali melakukan basic training (LK I).
Selain itu HmI cabang gowa raya melihat masih banayk kampus yang samapai saat ini tidak ada HmI dan mencoba untuk mensosialisasikannya. Iklim Apatisme dan Hedonitas sebagai sebuah bagian dari produk mall-isasi pendidikan telah cukup untuk menjadi kolaborator pihak penyelenggara kampus yang menyibukkan mahasiswa dengan kegiatan akademis dan deregulasi aturan kemahasiswa-an Sebagai organisasi yang berbasis pada pengkaderan, maka menjadi prioritas untuk mendesain dan mengenalkan tardisi- tradisi intelektual HmI khusus cabang gowa raya. Sebuah refleksi besama bahwa iklim intelektual sampai saat ini begitu mewarnai dunia kampusm manapun, “Sehingga lebih menantang HmI untuk menunjukkan posisinya sebagia juru bicara, dalam kondisi apapun, maka secara materi, struktur ddan kultur pengkaderan baik formal, informal maupun nonformal akan menjadi sorotan sebagai aksi nyata dalam menerjemahkan keberadaan HmI sebagai institusi intelektual dalam perjuangan menyeimbangkan gerakan intelektual dan gerakan sosialnya”.tandas ketua umum Cagora saat ditemui
Meliha kondisi cabang gowa raya saat ini dari gejolak pemikiran kader HMI, maka sesungguhnya ketika orang mengatakna dualism dalam satu lembaga maka dualisme tidak dapat terhindari. Kader saat ini menjadi korban yang harus memilih dan berimbas pada organisasi sehingga banyak kader yang tidak aktif Karena tidak mau terjebak dengan posisi dilemma. Setiap kader memiliki kemerdekaannya masing- masing dalam menentukan sikap. Sehingga HMI cabang gowa raya harus kembali menjadi kiblat pengkaderan, membangun komunikasi aktif dengan lembaga. (w2n)

0 komentar:
Posting Komentar